Eh Ternyata Sudah 20 Tahun Ya!

Via Unsplash.com

Alhamdulillah. Tepat hari ini, 11 Juli 2019 adalah ulang tahun saya. Tidak menyangka saya sudah setua ini. Haha.

Saya sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Allah Ta'ala. Karena masih diberikan kesempatan untuk hidup di muka bumi ini. Diberikan kesehatan, orang tua yang baik, lingkungan, teman-teman dan kebaikan-kebaikan lainnya.

20 tahun, tidak terasa. Semua bergulir begitu cepat. Sepertinya baru kemarin mencium tangan orang tua untuk pamit berangkat sekolah. Eh sekarang sudah semester 3 kuliah.

Kita tidak bisa menampikkan, bahwa perubahan angka usia disetiap tahunnya merupakan suatu keniscayaan. Semakin bertambahnya waktu, maka seiring pula dengan bertambahnya usia. Kedua hal tersebut berjalan selaras.

Saya menyadari, sudah bukan remaja yang memikirkan bagaimana soal membahagiakan diri sendiri. Tetapi ada mereka yang menanti dibahagiakan; orang tua.

Kini mulai terlihat kantung mata papah yang mulai mengendur, kerutan di dahi mamah. Menandakan masa terus berubah.

Berkaca ke belakang, ternyata saya sudah sampai sejauh ini. Banyak kejadian dalam hidup yang mendewasakan. Dari mulai tawa, tangis, kecewa, gagal dan putus asa. Itu semua menjadi warna tersendiri dalam kehidupan.

Semua itu yang membentuk saya. Saya berterima kasih atas semua hal yang membuat saya bisa berada dititik sekarang ini.

Saya tidak ingin membandingkan diri saya dengan orang lain. Dengan atas segala pencapaian yang mereka torehkan diusia 20 tahun.

Saya dengan segala penuh kekurangan dan keterbatasan yang ada. Percaya, bahwa setiap orang mempunyai waktunya masing-masing.

Toh bila membandingkan diri saya dengan orang lain, tidak akan membuat diri ini kemana-mana.

Ya memang sudah seharusnya kebahagiaan orang lain bukan menjadi kesedihan untuk kita. "Wah dia di usia 20 tahun sudah punya bisnis sendiri, sedangkan gua masih begini-begini aja." Itu kan yang banyak kita alami pada saat ini.

Dari pada merenungi diri. Lebih baik kita bergerak, melakukan apa yang kita bisa, apa yang menurut kita baik.

Kita turut mengucap selamat atas apa yang sudah dicapai oleh teman-teman kita, dan kita menjadikan mereka sebagai motivasi, bukan sebagai kesedihan.

Sebagai contoh, teman-teman saya, mereka-- yang membantu saya dalam memberanikan diri untuk menulis. Mereka ada yang sudah mulai menulis dari SMA, ada yang sudah termuat diblognya banyak tulisan dan sampai ada yang sudah menerbitkan buku.

Saya menjadi penikmat, pengagum tulisan-tulisan di blog mereka. Bagi saya tidak ada karya yang jelek. Setiap karya berhak untuk mendapatkan apresiasi. Terlebih, teman anda sendiri.

Teruntuk diri ini-- Terima kasih telah bersama, berjuang menjalani setiap episode dalam kehidupan.

Terima kasih atas setiap senyum yang selalu berusaha kau tampilkan, disaat hati sedang penuh dengan tekanan. 

Terima kasih karena masih menemaniku sejauh ini, atas segala kegagalan, kekecawan yang kau dapatkan. 

Terima kasih atas rasa bangga, meski aku tidak pernah menorehkan prestasi dalam kehidupan.

Terima kasih diri ini, senantiasa ada disaat orang-orang lain meninggalkan. 

Terima kasih atas tulisan ini. Aku mencintai diriku sendiri. 

Taufan Maulana Putera
11 Juli 2019
Ditulis di Yogyakarta tercinta

Komentar

Postingan Populer