Organisasi Pertama: IEEE Student Branches
Alhamdulillah, belum lama ini saya terpilih menjadi anggota di IEEE Student Branches UII. Sedikit tentang IEEE. IEEE merupakan kepanjangan dari Institute of Electrical and Electronics Engineer.
IEEE adalah organisasi berskala internasional yang anggotanya terdiri para insinyur, a.k.a anak teknik elektro. Simpelnya, IEEE Student Branches komunitas anak teknik elektro. Di Indonesia sendiri sudah ada beberapa kampus yang terbentuk IEEE Student Branches ini. Seperti di UI, UGM, ITS dan Undip. Kurang lebih ada 23 kampus yang sudah terbentuk IEEE Student Branches ini, seperti yang saya lihat di situs resminya.
Sebelumnya saya sendiri tidak tahu mengenai IEEE ini. Bahkan, ketika ada pemberitahuan penyeluruhan soal IEEE ini saya tidak terlalu antusias. Hanya diwajibkan untuk datang bagi angkatan 17, 18 dan 19.
Ketika datang, ternyata pembicaranya adalah para senior angkatan 16. Sangat cair sekali pada saat itu suasananya. Tidak terlalu serius. Apalagi tidak ada dosen yang mendampingi. Berasa bebas-sebebasnya haha.
Masing-masing orang berbicara mewakili bagian divisinya masing-masing. Lalu—sampailah pada saat divisi comdev (community development). Yang tadinya tidak tertarik saat memperhatikan, begitu mengetahui ada divisi ini langsung serius menyimak. Dalam hati bilang, “Wah ternyata ada juga nih divisi ini.”
Karena kalau yang belum tau, divisi comdev ini biasanya bergerak dan fokus kepada pengabdian masyarakat dan kegiatan sosial.
Dan mereka memperlihatkan hasil program kerja mereka yang belum lama dilakukan, yaitu memberikan, mengirim 5 mobil tanki air bersih ke salah satu desa di gunung Kidul. Ini yang membuat saya bergairah, membuat saya tertarik untuk bisa gabung ke divisi tersebut.
Saya meliht, dan merasakan hal tersebut sangat mulia, dan saya ingin bisa andil di dalam kebaikan tersebut. Dan ketauhilah, apalagi di zaman ini, orang-orang berlomba-lomba untuk memamerkan harta dunianya. Hal tersebut yang membuat kita kadang mati hati, membuat kita tersilaukan akan dunia ini, merasa diri kurang dan tidak bersyukur.
Padahal masyarakat diluar sana ada yang hidupnya kurang, ada yang lebih membutuhkan. Dan dari sana itu justu yang membuat kita menjadi orang yang bersyukur atas pencapaian, sesuatu yang sudah kita punya. Bukan malah merasa sebaliknya. Ini yang membuat saya ingin masuk ke divisi comdev, terdapat banyak nilai-nilai kebaikan disana.
Sejauh apapun berkembang dan secanggihnya teknologi, tidak akan bisa mengalahkan interaksi, bertemu langsung dengan manusia. Itu.
Jujur, dari zaman smp-sma, saya belum pernah gabung suatu organisasi atau komunitas apapun, karena dulu berpikir hal tersebut sia-sia. Pada saat itu saya berpikir, “mendingan gua main, menghabiskan waktu sama temen-temen gua.” Karena banyak waktu pasti yang bakal tersita untuk rapat. Dan saya juga termasuk orang yang sangat mencintai keadaan di dalam rumah.
Sampai akhirnya saya tercerahkan, semenjak liburan naik ke semester 3, saya berusaha untuk suka membaca buku, menonton acara-acara keren di Yotube semisal; Ted talk, Buka talk dan persekutuan sejenis lainnya yang semisal dengan itu.
Dari sana, saya mempunyai pola pikir baru, bahwa di usia 20. Tepatnya selagi masih muda, merupakan waktu yang pas untuk mencari jati diri, mecoba segala sesuatu yang baru dan usia yang tepat untuk gagal. Apalagi dengan label mahasiswa. Banyak sesuatu yang harus dicoba, tidak hanya sebatas kuliah pulang, kuliah pulang saja. Tidak ada pengalaman yang berarti selama 4 tahun, rugi sepertinya. Itu yang saya bayangkan.
Asli, ini salah satu manfaat yang saya rasakan ketika membaca buku, melihat segala sesuatu dengan sudut pandang yang berbeda, menjadi lebih open minded. Saya sekarang juga suka mendengar podcast apalagi yang berkaitan dengan self-imporvement. Dan, agama kita ini, semuanya isinya tentang self-improvement, semuanya kebaikan.
Karena beberapa buku yang setiap habis saya baca, percis seperti yang diajarkan oleh agama kita ini. Seperti, melihat lawan bicara ketika sedang berbicara, di islam itu merupakan salah satu adab ketika berinteraksi dengan manusia.
Lalu, menjadi orang yang tidak mudah marah, tidak gampang baper, sama seperti hadits nabi, “Janganlah engkau marah, maka bagimu surga.” (HR. Thabrani)
Makanya, makin bangga serta bersyukur dengan agama islam ini, semuanya diajarkan lengkap. Dan itu saya mengetahuinya jauh sebelum suka membaca buku.
...
Dengan prinsip; mulai aja dulu, masalah nanti kedepannya bakal seperti apa. Karena tidak ada yang salah dalam memulai. Yang salah adalah; tidak berani dalam hal mencoba dan memulai.
Terdapat kabar, mengenai wawancara nanti menggunakan Bahasa Inggris. Hal tersebut tidak menyuruti langkah ini. Dan pada saat itu saya percaya diri aja menjawabnya dengan Bahasa Indonesia. Sebab saya percaya, niat yang tulus akan tersampaikan mesti kendala dalam Bahasa. Asik haha.
Dan akhirnya, ketika pengumaman di grup. Alhamdulillah tidak menyangka, atas izin dari Allah semuanya. Nama saya masuk, berada di deretan orang-orang hebat. Saya yakin, mereka-mereka disana jago-jago dalam berbahasa inggris, pemikir-pemikir yang luar biasa.
Ketika diterima itu, saya langsung menerima konsekuensinya kalau bakalan banyak rapat. Banyak waktu yang akan tersita. Tapi saya mencoba untuk suka, karena sesuatu, pengalaman yang keren tidak akan didapatkan dengan rebahan saja.
Terbukti, ketika rapat pertama sangat seru sekali, banyak ide-ide cemerlang yang mereka sampaikan. Banyak orang-orang hebat.
Saya senang sekali dengan pengalaman awal ini. Semoga saya bisa menebarkan kebermanfaatan untuk manusia lainnya, seperti tujuan awal ketika ingin masuk ke IEEE ini.
Jadi, kenapa tidak mulai saja dulu.
Taufan Maulana Putera
5 Desember 2019
Ditulis di Yogyakarta tercinta
Komentar
Posting Komentar