Momentum Ramadhan di Tengah Pandemi
Bismillah. Alhamdulillah. Pertama-tama tidak ada kata yang pantas kita ucapkan, kecuali mengucapkan syukur kepada Allah yang karena nikmat serta pertolongannya, kita bisa berada di bulan suci ramadhan tahun ini.
Suatu kebahagiaan dan rasa syukur, karena hari-hari ini kita sudah memasuki sebuah pintu yang bernama ramadhan, bulan yang ditunggu-tunggu dan bulan yang sudah terpatri pada dada-dada kaum muslimin, bulan dimana tempat olimpadenya orang-orang yang bertakwa kepada Allah. Karena Allah sendiri yang menganalogikan, amal shalih seperti perlombaan.
"Fastabiqul khairat." Maka berlomba-lombalah dalam kebaikan.
Kita sangat bersykur atas nikmat yang Allah berikan, karena betapa banyak mereka yang di luar sana meninggal h-1 atau beberapa jam menjelang datangnya bulan ramadhan, dan kita.. Allah memberikan kesempatan sampai detik ini, sehingga kaki kita bisa berada di bulan Ramadhan. Dan apakah hal tersebut tidak mempunyai tempat di hati-hati kita?
Lalu seperti yang kita ketahui bersama, makhluk Allah bernama covid-19 ini masih berada di tengah-tengah kita pada saat ini. Imbasnya, ramadhan tahun ini menjadi ramadhan yang paling berbeda dari ramadhan tahun-tahun sebelumnya. Hari yang tidak mudah, kecuali jika Allah memudahkan.
Dimana segala hal yang mengundang keramaian, mengundang masa banyak, pada saat ini di larang. Maka tidak ada lagi buka bersama, sebagian masjid bahkan meniadakan shalat tarawih serta itikaf.
Tetapi, bila melihat dari sudut pandang lain. Mungkin bisa jadi ramadhan tahun ini merupakan menjadi ramadhan kita yang paling kondusif.
Karena sebagian dari kita, terlebih khususnya mahasiswa sendiri di rumahkan, dengan mengikuti perkuliahan secara daring, kemudian yang kerja juga sebagian ada yang diliburkan.
Mungkin tahun kemarin ada dari kita yang tidak bisa mengkhatamkan al-quran, tidak bisa shalat tarawih, bahkan tidak berpuasa dengan alasan; sibuk berorganisasi, sibuk mengerjakan tugas deadline, acara bukber yang begitu padat atau alasan lainnya.
Kemudian dengan adanya pandemi seperti ini, Allah ingin melihat apakah alasan-alasan tersebut benar? Jangan sampai Allah membongkar pada hari kiamat kelak, Allah membuka kedok kita selama ini, Allah telanjangi tabir diri kita, ternyata selama ini kita lebih mencintai dunia, lebih menginginkan dunia.
Karena orang-orang hanya mengetahui, bahwasanya ramadhan ini adalah bulan ampunan, bulan yang penuh berkah. Pintu surga dibuka selebar-lebarnya. Tetapi ada yang terlewat dari kita, kita melupakan sisi yang lain dari bulan ramadhan.
Terdapat dalam Sebuah hadits, yang diriwayatkan oleh imam Ahmad rahimahullahu, hadits shahih, dimana ini merupakan sebuah doa yang sangat terkenal, yang dipanjatkan oleh malaikat jibril, dan di aamiin-kan oleh rasullullah shallallahu'alaihi wasallam.
"Celakalah seseorang, kehinaan untuk dia di dunia maupun di akhriat, seseorang yang memasuki bulan ramadhan, ketika ramadahan berakhir, dosa-dosanya belum di ampuni oleh Allah subhanahu wa ta'ala.
Kemudian di hadits yang lain, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Betapa banyak orang yang berpuasa, namun dia tidak mendapatkan apapun dari puasanya tersebut. Kecuali rasa lapar dan dahaga.” Allahuakbar.
Ini yang orang terlewatkan dari bulan ramadhan. Alih-alih di ramadhan kita ingin mendulang banyak pahala, tetapi malah tidak mendapatkan apa-apa. Nauzubillah min zalik.
Seharusnya dengan adanya pandemi seperti ini menjadi momentum agar kita bisa memperbaiki amal ibadah kita, dibandingkan dengan tahun kemarin. Dan bisa jadi, ini merupakan ramadhan terakhir kita, momen sahur bareng, momen terakhir buka bersama dengan keluarga. Dan ternyata jika kita tidak bisa mengambil momentum tersebut, keterlaluan kita.
Dan pada hari-hari ini, setiap kita beramal sesuai dengan kondisi masing-masing. dan jangan lupa untuk meminta tolong kepada Allah, seperti ikrar kita: iyyakana' buduwa iyya kanasta'in. Hanya kepada engkaulah kami menyembah, dan hanya kepada engkaulah kami meminta pertolongan.
Semoga Allah memberikan kemudahan untuk kita untuk bisa tetap semangat di bulan ramadhan tahun ini dan lulus di ramadhan nanti dengan predikat takwa dari Allah subhanahu wa ta'ala. Aamiin.
Terakhir, sebagai catatan yang menulis tulisan ini tidak lebih baik dari yang membaca. Siapa tahu yang membaca lebih bertakwa, lebih takut kepada Allah. Beruntungnya Allah menutupi aib-aib saya.
Terima kasih.
Taufan Maulana Putera
26 April 2020
Ditulis di Karawang
Komentar
Posting Komentar