Kado Terindah




Bismillah. Segala puji bagi Allah Ta'ala yang karena nikmat-Nya kebaikan-kebaikan seorang hamba dapat menjadi sempurna dan berkat pertolongan Allah saya bisa menyelesaikan tulisan ini. Tidak lupa shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada nabi yang mulia, Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam dan semoga bersambung juga kepada keluarga beliau dan sahabat-sahabat beliau radhiyallahu'anhum ajma'in. Semoga Allah ikhlaskan hati ini, agar setiap tulisannya di tujukan kepada Dia, dan di jauhi dari segala bentuk penghancur amal, ria, ujub dan sum'ah. Aamiin.

Ada yang menarik ketika sedang men-scroll beranda Instagram, sampai berhenti pada postingannya al ustadz Raenul Bahraen hafidzahullahu ta'ala. Foto tersebut sangat menyentuh sekali,



Ketika membaca postingan tersebut teringat akan suatu hal, jadi teringat akan dulu ketika SD, sering ibuku mengantarkan sampai ke depan kelas, beliau ketika sebelum beranjak pergi meninggalkanku selalu mencium. Sampai temen-temenku yang melihat itu memanggilku dengan sebutan 'anak mami'. Sebutan itu terus berulang-ulang diucapkan. Namanya juga anak kecil, hehe siapa yang tidak tahan dengan hal tersebut. Sampai suatu hari ketika ibuku mau mencium lagi aku bilang, "Mah, malu ih di liat temen-temen." Terus ibuku langsung menjawabnya, "Ya gapapa orang kamu anaknya mamah ini, bukan anak orang lain.".

Tapi ya begitulah orang tua. Betapa mulianya hati mereka ya Allah. Ada kejadian yang lain, dimana kejadian ini ga bisa lupa, tiap ada tamu yang main datang kerumah, mereka keduanya dengan bangga mengenali diriku dihadapan teman-temannya. Ya Allah. Bagaimana dengan kita? apakah kita sudah melakukan hal yang sama? mengenali mereka dihadapan teman-teman kita? Allahukabar.

Ingatan kecil yang masih tersimpan rapih di memori. Harusnya pada saat itu aku bangga di panggil-panggil anak mamih, karena ga semua anak bisa mendapatkan hal-hal kecil yang menurutku sekarang begitu sangat istimewanya. Ga semua anak kecil pada saat seusiaku itu diantar oleh ibunya, di cium dan di peluk, karena bisa jadi ada yang ibunya sudah meninggal. Maka, bersyukurnya aku mendapatkan hal tersebut.

Jujur, memang apa-apa selalu dilarang, pergi naik motor jauh dilarang, nginep di rumah temen ga boleh, dan pulang terlalu malem sampai dijemput. Ketika dulu sempat merasa tidak nyaman, karena tidak ada kebebasan. Hehe namanya dulu pikiran anak muda.

Lalu Allah memperlihatkan, di satu sisi lain, ada sebagian teman, mereka yang dibebaskan oleh orang tuanya, terserah anak mau melakukan apapun, mau keluyuran engga pulang-pulang, minum-minum, merokok, pokoknya orang tua sudah tidak peduli, taunya yang penting udah ngasih duit aja. Tidak ada pendidikan yang ditanamkan disana. Setelah melihat hal tersebut, rasa syukur yang timbul di dalam hati ini. Memang benar sabda Nabi yang mulia, 

Maka, tidak ada pendidikan yang lebih hebat, kecuali dengan pendidikan agama, dengan cara apa yang telah Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam ajarkan, kalau pun pada saat ini kita tidak mendapatkan hal tersebut dari orang tua kita, lantas kita yang harus melakukannya kelak terhadap anak-anak kita. Kuncinya belajar dan terus belajar ilmu agama. Karena orang yang tidak mempunyai sesuatu itu tidak akan bisa memberi, begitu pula dengan ilmu agama. Apa yang akan bisa kita beri nanti kalau kita tidak mempunyai ilmunya.

Nyatanya, kini setelah tumbuh besar, aku yang lebih sering menyiuminya. hehe
Apalagi anak lak-laki, meski sudah menikah nanti tetap utamanya berkewajiban berbakti kepada kedua orang tua.

Waktu tidak terasa, fase ketika SD, SMP dan SMA sudah dilewati, dimana terdapat perubahan pada tubuh ini dan begitupun orang tua. Dimana keduanya kini sudah tidak sekuat dengan dulu, suka terdengar keluhan dari mereka. Papah misalnya. Dulu beliau yang begitu gagah, pergi naik motor besar dengan jarak yang begitu jauh sangat kuat. Sampai dikasih kesempatan oleh Allah ada suatu acara, kita naik motor berdua boncengan, beliau yang membawanya, dari Karawang-Purwakarta, naik motor matic. sampai pada tengah perjalanan beliau bilang, "pan bawa gantian pinggang papah pegel, capek." mungkin emang kedengarannya biasa, tapi sepanjang jalan hati ini sedih. Orang tua semakin bertambah usianya semakin melemah, dimana dalam bertambah usia tersebut belum bisa membuat mereka bahagia dan bisa bangga bisa mempunyai anak seorang kita. Yang kita ketahui mikirnya selalu, apa manfaat orang tua untuk kita, bukannya berfikir, apa manfaat kita buat orang tua.

Kini.. rambut hitam yang dulu kulihat, keduanya sudah diisi dengan beberapa uban disana. Tangan  mamah yang sudah mulai mengeriput, kantung mata papah yang dulu begitu segar, kini sudah kendur karena bertambahnya usia.

Pah, mah.. sampai detik ini maaf diriku belum bisa berbuat banyak untuk kebahagian kalian. Tapi, aku akan berusaha agar menjadi anak yang shalih, bi idznillah (atas izin Allah), anak yang mendoakan orang tuanya ketika meninggal, menjadi anak yang bisa menggandeng tangan kedua orang tuanya ke surga. Karena sabda Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam.

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ: مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
"Apabila manusia meninggal, amalnya akan terputus, kecuali 3 hal: Sedekah Jariyah, Ilmu yang bermanfaat, dan anak soleh yang mendoakannya." (HR. Nasa’i 3651, Turmudzi 1376, dan dishahihkan Al-Albani). 

Di dalam hadits yang lain,
إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ لَيَرْفَعُ الدَّرَجَةَ لِلْعَبْدِ الصَّالِحِ فِيْ الْجَنَّةِ فَيَقُوْلُ : يَا رَبِّ أَنىَّ لِيْ هَذِهِ ؟ فَيَقُوْلُ : بِاسْتِغْفَارِ وَلَدِكَ لَكَ
"Sungguh, Allah benar-benar mengangkat derajat seorang hamba-Nya yang shalih di surga, "maka ia pun bertanya: "Wahai Rabbku, bagaimana ini bisa terjadi?" Allah menjawab: "Berkat istighfar anakmu bagi dirimu". (HR Ibnu Hibban 9/338, Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani.)

Semakin bertambahnya usia, ketika ditanya "Cita-citamu apa?" jadi bingung untuk menjawabnya, Sederhananya, ingin masuk surga bersama keluarga dengan menggandeng tangan kedua orang tua ke dalamnya.

Semoga yang sedikit ini dapat bermanfaat, baik diri penulis maupun pembaca, dan sesungguhnya yang menulis ini tidak lebih baik dari yang membaca. Dan bila ada kekurangan dan kesalahan datangnya dari saya dan saya memohon ampun kepada Allah. Allah dan Rasulnya terbebaskan dari kesalahan tersebut.

Terakhir, ada kutipan indah yang disampaikan oleh ustadz Syafiq Riza Basalamah hafidzhahullahu dalam kajian beliau yang berjudul "Bersama Keluarga Masuk Surga."

"Tidak ada hadiah yang lebih utama, yang diberikan oleh anak kepada orang tuanya, lebih daripada hidayah Allah yang dia hantarkan kepada orangtuanya, mungkin sebagian bisa membelikan mobil untuk orang tuanya, bisa membelikan rumah orang tuanya, tapi terkadang ia sedih tatkala melihat orang tuanya belum mengenal Allah. Maka, salah satu cara anak untuk berbakti kepada orang tua dengan membawanya ke dalam surga."

Sumber teks Hadits: - Almanhaj.or.id
                                 - Muslimafiyah.com
                                 - Muslim.co.id

Taufan Maulana Putera
19 April 2019,
di tulis di Yogyakarta tercinta.

Komentar

Postingan Populer