Untuk Kedua Mempelai yang Berbahagia

Foto Resepsi


Bismillah, segala puji bagi Allah Ta'ala yang karena karunia dan pertolongan-Nya saya bisa menyelesaikan tulisan ini, tidak lupa shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada nabi yang mulia, nabi Muhammad shallallahu' alaihi wasallam, dan semoga shalawat tersebut bersambung kepada keluarga beliau, sahabat beliau dan istri-istri beliau radhiyallahu' anhum ajma'in.

Hari Ahad, 6 April 2019, kau tampil begitu cantik mba, dengan gaun putih dan mahkota kecil di kepala. Sungguh aku belum pernah melihat dirimu secantik hari itu. 

Hari yang penuh kebahagiaan. Aku sangat berbahagia mba atas bahagiamu. 

Tidak menyangka waktu bergulir begitu cepat, kini kita sudah sama-sama tumbuh besar. Selisih umur 5 tahun, kau lebih dahulu lahir dari rahim mamah yang menjadikan kamu sebagai kakakku. 

Dalam satu rumah-- disana kita menghabiskan banyak waktu bersama, mulai dari berdebat soal hal-hal kecil, ledek-ledekan, sampai berebutan soal makanan. 

Tidak menyangka, hari ini tiba. Dimana acara pernikahanmu mba diberlangsungkan. Bahagia karena kamu sudah mendapatkan pasangan hidupmu, dan sedih, karena nanti ketika aku pulang, dirumah sangat sepi, karena hanya ada bertiga; aku, papah dan mamah. 

Ya, kehilangan, menjadikan seorang mengerti betapa berharganya sebuah keberadaan. 

Ada hal yang baru kupahami semakin bertambahnya usia, sejauh apapun aku pergi, aku bertemu dengan banyak manusia, aku tidak bisa mendapatkan kebaikan yang semisal kudapatkan ketika di rumah.

Ini yang menyebabkan aku baru mengetahui betapa berharganya sebuah keluaga. Betapa menghangatkan dan menenangkannya ketika sedang bersama. 

Satu hal lain yang kusadari, bahwasanya anak laki-laki itu harus bersikap lembut terhadap ibu dan saudarinya. 

Maaf ketika berinteraksi denganmu mba, aku banyak kekurangan, aku yang tidak sabar dalam memenuhi perintahmu.

Ketika akad nikah-- dalam satu meja kau duduk tepat berada di depan papah. Papah disana sangat gagah sekali mengenakan jas seperti yang dulu beliau kenakan ketika menikahkan kakak pertamaku.

Aku berdiri disamping mempelai pria, dengan serius untuk menyaksikan momen kebehagiaan ini. 

Ada momen yang sangat emosional, ketika mba berkata ke papah, “Pah, Aku anak papah… sebentar lagi ingin nikah, tolong izinkan ya pah..” suara yang keluar begitu lirih, kupandangi papah juga memerah kedua matanya, ini untuk kedua kalinya aku mendapatinya menangis setelah yang pertama ketika menikahkan kakak pertamaku. 

Aku sebagai adiknya pun sangat sedih, bagaimana dengan papah. Anak perempuannya… anak yang dibesarkan sedari kecil, anak yang dibesarkan dengan penuh pengorbanaan dan kecintaan kini telah diambil oleh pria yang sebelumnya asing, kini menjadi orang yang paling terdekat dengan putrinya. 

Tapi memang begitu tugas seorang ayah, kepala rumah tangga, menikahkan anak putrinya. 

Dan pada akhirnya, mereka (orang tua) akan hidup seperti dahulu; saat belum mempunyai anak. Tinggal berdua, panjang mata mereka menanti kehadiran sang anak berkunjung, menemui ke kediamannya. 

Lalu tidak lama ijab qabul dilaksanakan, Papah berkata kepada mempelai pria: “Ya saya nikahkan dan kawinkan dirimu, dengan anak kandung saya dengan mas kawin sekian dibayar tunai.”

Kemudian mempelai pria menjawabnya, “Saya terima nikah dan kawinnya putri bapak dengan mas kawin tersebut di bayar tunai.”

Para hadirin sekalian mengucapkan” SAHHHH” Alhamdulilah, banyak rasa syukur yang diucapkan para hadirin kepada Allah yang karena pertolongan-Nya semua dapat dilancarkan.

Untukmu mba-- tidak ada untaian nasihat yang lebih mengena, dan lebih baik dari apa yang Allah firmankan dan Rasulullah shallallahu’ alaihi wasallam sabdakan,

أَلَا أُخْبِرُكَ بِخَيْرِ مَا يَكْنِزُ الْمَرْءُ الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ إِذَا نَظَرَ إِلَيْهَا سَرَّتْهُ وَإِذَا أَمَرَهَا أَطَاعَتْهُ وَإِذَا غَابَ عَنْهَا حَفِظَتْهُ
"Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baiknya perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri yang shalihah yang bila dipandang menyenangkannya, bila diperintah akan mentaatinya, dan bila ia pergi (suami) si istri akan menjaga dirinya." (HR. Abu Dawud no. 1417)

Teruntuk kakak iparku, kini dirimu tidak hanya menjadi seorang suami, tetapi sekaligus menjadi ayahnya yang mana berkewajiban untuk membimbingnya. 

Semoga bahtera rumah tangga yang dirimu menjadi nahkoda dapat membawa bahtera tersebut hingga ke surga Allah Ta’ala. Aamiin.

Rasulullah shallallahu’ alaihi wasallam bersabda,

كُلُّكُمْ رَاعٍ، وَكُلُّكُمْ مَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَالأَمِيْرُ رَاعٍ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ، وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَّةٌ عَلَى بَيْتِ زَوْجِهَا وَوَلَدِهِ، فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّت) متفق عليه
"Kalian semua adalah pemimpin dan seluruh kalian akan dimintai perganggung jawaban atas apa yang dipimpin. Penguasa adalah pemimpin dan seorang laki-laki adalah pemimpin, wanita juga adalah pemimpin atas rumah dan anak suaminya. Sehingga seluruh kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggung jawaban atas apa yang kalian pimpin." (HR. Bukhari dan Muslim)

Mba… aku sebagai adikmu berdoa agar Allah Ta’ala senantiasa memberkahi keluarga mba, diberikan rumah tangga yang harmonis dimana di dalamnya dibangun di atas ketakwaan kepada Allah dan sunah-sunah nabi yang mulia shallahu'alaihi wasallam

Diberikan keturunan yang menjadi penyejuk pandangan dan yang menentramkan hati dan mba bisa menjadi istri yang shalihah. Allahumma aamiin.

بَارَكَ اللهُ لَكَ وَبَارَكَ عَلَيْكَ وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِي خَيْرٍ
"Semoga Allah memberkahimu di waktu bahagia dan memberkahimu di waktu susah, serta semoga Allah mempersatukan kalian berdua di dalam kebaikan." (HR. Abu Dawud no. 2130).


Sumber teks bahasa arab Hadits: - Muslim.or.id
                                                     - Muslimah.or.id

Taufan Maulana Putera
14 April 2019,
ditulis di Yogyakarta tercinta

Komentar

Postingan Populer