Mencoba Berani Untuk Gagal



Tepat hari kemarin, saya mendapatkan pengumuman marcomm (Marketing Communication), bahwa maaf anda tidak diterima.

Sebelumnya, marcomm itu merupakan tim kerja Fakultas Teknologi Industri, yang langsung diampuh dibawah dekan. Tugasnya seperti mempormosikan FTI, membrandingkan FTI melalui akun social media atau datang langsung ke sekolah-sekolah dan menerima tamu saat ada kunjungan.

Saya mengetahui marcomm ini dari dosen pembimbing akademik teknik elektro, Ibu Dzata Farahiya sewaktu saya konsul dengan beliau, membicarakan soal perkuliahan, passion dan motivasi.

Setelah mendapati pengumuman tersebut. Saya merasa bahwa, terkadang proses itu lebih pretisius, lebih berharga dibandingkan dengan hasil itu sendiri. Ini bukan termasuk kata-kata motivasi dari seorang yang gagal, tidak. Ini benar adanya yang saya rasa.

Mungkin bila, pada saat itu saya tidak berani mencoba, saya akan sangat menyesal pada hari ini. Karena saya yang dulu memandang; kegagalan itu pahit, takut akan omongan dari orang lain, dihina dan direndahkan. Akibatnya saya menjadi takut dalam mencoba sesuatu yang baru. Padahal kegagalan yang paling gagal adalah pada saat kita tidak berani untuk mencoba.

Tapi setelah bertambahnya usia saya memahami, mencoba melihat dari sudut pandang yang berbeda. Ternyata kegagalan itu merupakan bagian dari pembelajaran, membuat saya menjadi bertumbuh dan lebih menghargai diri sendiri atas proses, usaha dan perjuangan yang dilakukan.

Karena selama rangkaian seleksi, saya benar-benar berusaha memberikan yang terbaik yang saya bisa. Itu yang membuat saya lega

Teringat kutipan bagus yang saya ingat di blog Zenius, dari Fanny Rofalina, "Jangan hanya belajar dari kesuksesan orang lain, tapi belajarlah dari kegagalan."

Kutipan tersebut sangat benar. Banyak orang yang melihat hanya dari kacamata 'hasil', sampai lupa melihat proses mengapa bisa sampai dititik saat ini. Mungkin ada usaha yang berdarah-darah dan air mata yang jatuh. Pun saya mengalami hal itu, menginginkan hasil yang baik, tapi lupa untuk melewati jalan yang bernama proses.

Di dalam Islam sendiri, kita memang dituntut untuk memberikan proses terbaik, dengan all out. Masalah berhasil atau tidaknya itu urusan Allah. Karena Allah yang lebih tahu yang terbaik untuk hambanya.

Jadi dengan mencoba membangun karakter demikian, membuat saya tidak menyesali dengan apa yang sudah saya usahakan. Saya tidak takut untuk mencoba dan gagal.

Memang tidak menutup kemungkinan, setiap perjuangan menginginkan hasil yang baik, tetapi kan masalahnya hidup tidak hanya soal mendapatkan apa yang kita inginkan, ada makna yang lebih dalam selain itu.

Dengan kegagalan, menandakan bahwa kita sedang bergerak, tidak hanya berdiam diri saja.

Teringat, saat presentasi hari terakhir. Diakhir penutup presentasi saya berkata, "Saya berterima kasih atas perhatian, antusiasmenya para panitia dalam mendengarkan. Ketahuilah itu sangat berarti, menjadi energi positif bagi saya. Ternyata marcomm tidak hanya belajar menjadi pembicara yang baik, tetapi juga pendengar yang baik.

Pun pada akhirnya bila nanti saya tidak diterima, setidaknya saya sudah mendapatkan pelajaran, pengalaman yang luar biasa baik selama seleksi ini. Dan, bagi saya diterima sendiri sebagai bonus."

Saya keluar dengan perasaan bahagia, karena bisa berbicara apa yang ingin saya bicarakan. Tidak ada hal-hal yang ditahan. Ini merupakan kesempatan langka karena bisa berbicara di hadapan orang-orang hebat.

Hal-hal baik yang saya dapatkan ketika seleksi:

1. Public Speaking

Mau tidak mau kita dituntut harus bisa berbicara di hadapan orang banyak. Lewat presentasi, kami disuruh bisa memaparkan materi dengan jelas, intonasi dan bahasa tubuh. Karena kebetulan divisi yang saya inginkan adalah direct promotion. 

Sebelum presentasi, saya melakukan persiapan, saya belajar bagaimana cara public speaking yang baik. Dengan melalui buku, podcast, artikel dan Youtube. Melihat bagaimana pembicara-pembicara hebat di Buka Talks dan Ted Talks.

Di zaman ini kita benar-benar dimudahkan dalam segala aspek untuk belajar, segala sesuatu berada di depan mata kita, tinggal kita mau berusaha atau tidak.

2. Manajemen Waktu

Seleksi marcomm cukup panjang, sekitar satu bulan di bulan Desember. Tiap minggunya selalu ada rangkaian seleksinya.

Kebetulan waktu yang diambil selalu malam hari. Jadi saya harus membagi waktu, antara mengerjakan tugas kuliah, membuat laporan praktikum, membuat presentasi marcomm dan rapat IEEE students branches.

Saya jadi belajar mengenai skala prioritas, mana hal-hal yang lebih dahulu dikerjakan. Meskipun semua tidak berjalan mulus, ada kendala-kendala di dalamnya.

Saya yang dulu sangat antipati dengan organisasi, mencoba untuk suka. Menerima resiko-resiko kedepannya bakalan banyak waktu tersita untuk rapat, kumpulan dan lain-lain. Karena saya orangnya lebih menyukai keadaan di dalam rumah.

Bila libur saya bisa menghabiskan waktu seharian hanya di rumah. Entah dengan membaca, menulis atau tiduran. Bagi saya itu adalah me time terbaik.

Saya tersadar, sangat sayang bila waktu kuliah bila tidak mengambil manfaat di dalamnya dengan maksimal. Saya terlalu membuat diri ini nyaman, sehingga tidak berkembang.

3. Ilmu Marketing

Kebetulan kuliah saya teknik elektro, jadi tidak belajar mengenai soal marketing. Ketika mendapatkan ini, senang sekali. Jadi mengetahui sedikit tentang cara promosi, bagaimana memasarkan sebuah produk dan melakukan branding. 

Benar, ilmu tidak hanya didapatkan di dalam kelas. Sadar atau tidak sadar, dengan hal tersebut jadi mempunyai bekal bila suatu saat ingin membuka usaha.

...

Sebagai penutup, Ada ucapan yang bagus banget, ustadz Nuzul Dzikri dalam ceramahnya beliau membawakan perkataan ulama, "Barangsiapa yang di fase mudanya terbakar dengan ujian, tantangan, semua takdir Allah. Lalu dia tetap berjalan, berusaha tidak mundur dan dia meminta pertolongan kepada Allah, maka fase akhir kehidupannya akan bersinar."

Orang-orang besar itu terlahir dari sebuah keringat, air mata dan perjuangan. Tidak dengan tubuh yang nyaman. Dari sana akan lahir; sosok-sosok yang bermental kuat, tidak cengeng dan menghargai orang lain.

Semoga saya dan anda bisa menjadi orang besar yang dimaksud tersebut. Aamiin. 

Taufan Maulana Putera
8 Januari 2020
Ditulis di Yogyakarta tercinta

Komentar

Postingan Populer